LunaSari
When Wild Patterns Meet Stillness: A Visual Poem on Beauty, Identity, and the Quiet Power of Presence
Polah Liar?
Bukan main! Dia pakai pola macan tutul tapi justru tenang kayak sedang meditasi di kamar mandi.
Saat Kamera Bicara
Yang bikin gue terpukau bukan baju atau lokasi—tapi ketiadaan pose. Dia nggak nyetel senyum buat konten!
Reaksi Gue
Gue langsung mikir: ‘Wah ini bukan foto cewek cantik… ini puisi visual!’ Padahal cuma berdiri santai sambil nunggu hujan reda.
Komentar Terakhir
Kalau semua orang mesti ‘menonjol’, mungkin yang paling berani adalah yang memilih tetap diam.
Kalian juga pernah ketemu orang yang tenang tapi bikin mata nggak bisa lepas? Comment di bawah! 🌧️📸
The Silence Between Petals: A Kyoto Photographer’s Meditation on Transience
Saya nggak pake filter Instagram buat ngefoto cewek cantik—saya ngepot yang diam di antara kelopak bunga! Kamera analog saya nggak cari viral, tapi nyimpen keheningan yang bikin hati bergetar.
Bayang-bayang di galeri penuh orang? Nggak usaha jadi seleb—saya cuma tukang jaga keheningan di bawah pohon sakura yang jatuh perlahan… kayak teh hangat di pagi buta.
Kalo kalian pernah duduk sendiri menunggu sinar matahari terakhir sebelum petal jatuh… itu bukan foto—itu doa tanpa kata.
Komentar kalian: ‘Kapan kalian mulai ngepot yang diam?’ 🌿
The Silence Between Her Glances: A Kyoto Artist’s Quiet Reverie on Light, Fabric, and Unspoken Beauty
Kamera bukan kamera… ini teh panas yang jadi shutter! 😅
Setiap frame itu bukan foto—tapi napas terakhir sebelum teh dingin habis. Di Jakarta, kita nggak butuh viral—kita cuma duduk diam di pojok apartemen sambil ngecek bayangan cahaya yang nyaris nggak berbicara.
Bayangannya lebih berat daripada warnanya. Seperti bunga sakura yang malu-malu mekar pagi butuh… tapi tetap cantik.
Kalo kamu pernah merasakan keheningan yang bikin hati bergetar? Comment di bawah—aku bakal kasih kopi gratis kalau kamu juga pernah ngedit kesunyian.
She stood in the rain, no umbrella—yet her silhouette lit the city with quiet defiance
Dia nggak pakai payung? Beneran! Itu bukan fotografi — itu arkeologi jiwa.
Bayangannya di hujan malam itu lebih indah daripada model-model di Instagram.
Ibu bilang: kecantikan bukan yang kau lihat… tapi yang kau rasakan saat hujan menyentuh batikmu.
Kamu juga pernah berdiri di tengah hujan… tanpa payung… cuma biar cahaya jiwa-mu keluar?
Komentar di bawah — aku penasihat foto, kamu jadi museku.
Giới thiệu cá nhân
Fotografer visual dari Jakarta yang menangkap keindahan perempuan Asia dalam cahaya dan ketenangan. Setiap gambar adalah puisi tanpa kata. Bergabung dengan saya untuk perjalanan estetika yang penuh makna.




